Hagia Sophia, sebuah bangunan megah yang berdiri di Istanbul, Turki, telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah selama lebih dari 1.500 tahun. Pada Juli 2020, dunia dikejutkan dengan keputusan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengubah status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Mari kita telusuri tiga fakta menarik tentang bangunan bersejarah ini yang mungkin belum banyak diketahui (terinspirasi dari situs www.museumaker.com yang banyak membahas bangunan-bangunan unik dan bersejarah)
Fakta Museum / Bangunan Bersejarah
1. Perjalanan Transformasi: Dari Gereja, Masjid, Museum, hingga Kembali Menjadi Masjid
Hagia Sophia memiliki sejarah transformasi yang panjang dan menarik. Awalnya, Hagia Sophia dibangun sebagai gereja Kristen pada abad ke-6 Masehi (532-537) di bawah arahan Kaisar Bizantium Justinianus I. Bangunan ini telah melalui berbagai perubahan fungsi selama berabad-abad.
Awal Mula Didirikannya Gereja
Gereja asli di lokasi Hagia Sophia diduga dibangun atas perintah Konstantinus I pada tahun 325 di atas fondasi kuil pagan. Putranya, Konstantius II, menyucikannya pada tahun 360. Namun, gereja ini rusak akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan setelah pengasingan kedua St. John Chrysostom, patriark Konstantinopel saat itu.
Gereja ini dibangun kembali dan diperbesar oleh kaisar Romawi Constans I, dan dipersembahkan kembali pada tahun 415 oleh Theodosius II. Namun, pada bulan Januari 532, gereja ini kembali terbakar dalam pemberontakan Nika. Kerusakan ini memberi Justinianus I kesempatan untuk membangun bangunan pengganti yang lebih megah.
Hagia Sophia yang berdiri sekarang dibangun dalam waktu yang sangat singkat, hanya memerlukan waktu sekitar enam tahun, dan selesai pada tahun 537 Masehi. Struktur yang ada saat ini pada dasarnya sudah ada dari abad ke-6, meskipun gempa bumi menyebabkan sebagian kubah runtuh pada tahun 558 dan terjadi dua keruntuhan parsial lainnya. Kemudian bangunan ini berhasil dipulihkan pada tahun 562.
Setelah penaklukan Turki atas Konstantinopel pada tahun 1453, Mehmed II mengubahnya menjadi masjid, dengan menambahkan menara kayu, sebuah lampu gantung besar, mihrab (ceruk yang menunjukkan arah Mekah), dan mimbar. Menara kayu asli tidak bertahan lama, dan putranya Bayezid II membangun menara merah di sudut tenggara bangunan dan menara putih ramping di sisi timur laut masjid.
Pada tahun 1934, Presiden Turki Kemal Atatürk menjadikan bangunan ini sebagai museum. Pada tahun 1985, Hagia Sophia ditetapkan sebagai bagian dari situs Warisan Dunia UNESCO yang mencakup bangunan dan lokasi bersejarah utama lainnya di Istanbul. Lalu, pada tahun 2020 Presiden Recep Tayyip Erdoğan membuat keputusan kontroversial untuk mengubah bangunan ini kembali menjadi masjid hingga saat ini.
2. Keajaiban Arsitektur yang Mendahului Zamannya
Hagia Sophia adalah masterpiece arsitektur yang mendahului zamannya. Kubah utamanya yang berdiameter 31 meter dan tinggi 55 meter dari lantai merupakan prestasi teknik yang luar biasa untuk masa itu. Para arsitek, Anthemius dari Tralles dan Isidorus dari Miletus, menciptakan sistem pendukung yang inovatif untuk menopang kubah raksasa ini.
Yang lebih menakjubkan, bangunan ini mampu bertahan dari berbagai gempa bumi besar selama berabad-abad. Meskipun beberapa kali mengalami kerusakan dan renovasi, struktur dasarnya tetap kokoh. Sistem pencahayaan alami melalui 40 jendela di sekeliling kubah menciptakan efek cahaya yang memukau, seolah-olah kubah melayang di udara.
Mozaik-mozaik emas yang menghiasi interior Hagia Sophia dibuat dengan teknik yang sangat maju untuk zamannya. Setiap kepingan mozaik dipasang dengan sudut yang sedikit berbeda untuk menciptakan efek berkilau ketika terkena cahaya. Mozaik-mozaik ini mencakup gambar-gambar Yesus, Maria, dan para malaikat, yang merupakan simbol keagamaan Kristen yang kuat.
3. Simbol Persatuan dan Perpecahan Antar Agama
Hagia Sophia telah menjadi simbol kompleks hubungan antara Islam dan Kristen selama berabad-abad. Bangunan ini menyimpan elemen-elemen kedua agama yang hidup berdampingan: mozaik Kristiani yang menggambarkan Yesus, Maria, dan para malaikat bersanding dengan kaligrafi Islam yang megah.
Keputusan untuk mengubahnya kembali menjadi masjid pada 2020 menuai berbagai reaksi. Sebagian pihak menyambut baik keputusan ini sebagai pengembalian fungsi religius bangunan, sementara yang lain melihatnya sebagai langkah mundur dari semangat toleransi dan sekularisme.
Meski kini berfungsi sebagai masjid, pemerintah Turki berjanji untuk tetap melestarikan semua aspek sejarah Hagia Sophia. Mozaik-mozaik Kristiani tetap dipertahankan, meski ditutup saat waktu salat, dan bangunan ini tetap terbuka untuk pengunjung dari berbagai latar belakang agama.
Setelah penaklukan Turki atas Konstantinopel pada tahun 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Sultan Muhammad al-Fatih (1451-1481) mempertahankan kesucian Hagia Sophia dan hanya mengubah status fungsinya dari gereja menjadi tempat ibadah umat Islam. Beliau mencegah pasukan yang hendak melakukan perusakan dan salah satu ulama yang mengikutinya naik ke atas mimbar lalu meneriakkan dua kalimat syahadat.
Pada tahun 1934, Presiden Turki Kemal Atatürk menjadikan bangunan ini sebagai museum, mencerminkan semangat sekularisme Turki modern. Pada tahun 1985, Hagia Sophia ditetapkan sebagai bagian dari situs Warisan Dunia UNESCO, mengakui signifikansi sejarah dan budayanya.
Selama digunakan sebagai masjid, Hagia Sophia sempat mengalami beberapa kali renovasi. Awalnya dibangun sebuah menara kecil, lalu dibangun mihrab. Kemudian dilakukan penambahan dua lampu perak pada tiap sisi mihrab yang dilakukan oleh Kaisar Ottoman Kanuni Sultan Suleyman. Sebuah bulan sabit dari emas turut ditambahkan di atas kubahnya.
Terjadinya restorasi besar terjadi ketika diperintahkannya Sultan Abdul Mejid pada periode 1847-1849. Perbaikan tersebut dikerjakan oleh dua arsitek bersaudara, yaitu Gaspare dan Giuseppe Fossati. Mereka menguatkan kubah, meluruskan kolom-kolom bangunan, serta membersihkan mosaik-mosaik.
Hagia Sophia bukan sekadar bangunan bersejarah. Ia adalah saksi hidup perjalanan peradaban manusia, simbol pertemuan dua tradisi besar keagamaan, dan bukti kejeniusan arsitektur masa lalu. Transformasinya dari gereja menjadi masjid, museum, dan kembali menjadi masjid mencerminkan dinamika sejarah yang terus bergerak.
Ingin menjelajahi lebih banyak kisah menarik tentang museum dan bangunan bersejarah dunia? Kunjungi MuseuMaker untuk menemukan artikel-artikel menarik tentang sejarah, arsitektur, dan warisan budaya dari berbagai penjuru dunia. Perluas wawasan Anda tentang kekayaan sejarah dan budaya manusia melalui koleksi artikel kami yang komprehensif dan mendalam. Dengan memahami dan menerapkan pengetahuan ini, Anda dapat menghargai lebih dalam keindahan dan signifikansi bangunan-bangunan ikonik seperti Hagia Sophia.