Semakin banyak nya orang yang memakai hijab, tentu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Langkah kakak beradik Atina Maulia dan Intan Kusuma Fauzia lewat Brand Vanilla Hijab bisa dijadikan contoh. Mereka sukses menaikkan omset berkali lipat hanya dalam waktu tiga tahun. Itu tidak lepas dari strategi bisnis yang unik. Seperti apa?

Koleksi Vanilla Hijab
                                   Vanilla Hijab

Penjualan dilakukan hanya tiga kali dalam sepekan. Waktunya pun sudah ditetapkan, pada pukul 05.30, foto produk akan di posting dalam akun Instagram mereka. Beberapa hari sebelumnya akan di sounding di @vanillahijab kapan produk tersebut akan di upload dan bisa di order. Dengan begitu, follower mereka yang saat ini berjumlah 505 ribu sudah menunggu – nunggu untuk order.

Begitu foto produk di posting, dalam waktu beberapa menit saja, chat order yang masuk sudah mencapai ribuan. Karena itu, foto akan dihapus agar tidak over demand. Total tak sampai 20 menit hingga paling lama 45 menit, ribuan produk terjual.

Semua berawal pada Maret 2012. Atina yang ketika itu baru berusia 18 tahun, ingin mengisi waktu luang dengan mencoba berbisnis online. Sejak SMP, perempuan manis kelahiran Surabaya, 27 Agustus 1993 itu suka berbelanja online. Melihat bertebaran nya penjual kerudung di Instagram, Atina, yang ketika itu baru pindah kuliah dari Teknik Perminyakan ITB ke Manajemen Bisnis PPM School Of Mangement Jakarta, terinspirasi.

Dia melihat – lihat kain di Mayestik. Yang bermotif menarik di foto, lantas di upload ke Instagram. Lama kelamaan, permintaan makin banyak. Ia mulai membeli kain dari jumlah satu kodi, lalu dua kodi. Sampai bulan ke-enam, sang kakak, Intan, yang tengah membuat skripsi di kampus yang sama, menjadikan Vanilla Hijab sebagai materi tugas akhir. Sejak itu, keduanya membesarkan bisnis. Atina sebagai Founder dan Intan sebagai CEO.

Bisnisnya berjalan lancar hingga di tahun pertama. Saat itu, mereka berdua memutuskan untuk memproduksi sendiri jilbabnya dalam jumlah besar. Dengan mengandalkan model jilbab segi empat dan pashmina, kedua kakak beradik itu mencari – cari konveksi yang bisa menyanggupi permintaan nya.

Tapi sayangnya, halangan sempat menghampiri Intan dan Atina. Saat itu mereka merugi hingga 70 juta rupiah dan sempat tidak mau berjualan lagi karena shock dan tidak semangat.

Namun dorongan dari orangtua membuat mereka bangkit kembali menghadapi suka duka dan persaingan di dunia bisnis. Berkat itu, kini nama Vanilla Hijab terkenal di media sosial khususnya instagram dengan jumlah pengikut lebih dari 500 ribu dan berhasil memiliki 2 konveksi sendiri.

Dalam sebulan, mereka memproduksi sekitar 4 model jilbab yang masing – masing jenisnya diproduksi sebanyak 1500 potong. Jilbab tersebut terdiri dari 8 – 10 warna yang di dominasi oleh warna – warna pastel.

Karena usahanya yang sudah cukup terkenal khususnya di kalangan para hijabers, hijab yang diproduksinya selalu habis tak tersisa saat usai diproduksi. Padahal, Intan dan Atina sudah memproduksi hingga 3.500 potong dalam sebulan dan sempat merasa was – was jika produk buatan mereka tidak laku terjual. Tanpa disangka, barang jualan nya langsung habis dalam waktu setengah jam saja.

Sudah serius menjalani bisnis yang awalnya tidak mengeluarkan modal sama sekali, kedua kakak beradik ini pun terus berinovasi dalam usahanya. Kini mereka tengah mengembangkan aplikasi mobile yang bisa memudahkan para pelanggan untuk berbelanja.

Aplikasi itu sudah bisa di download tapi belum bisa dipakai untuk transaksi, masih mau “digodok lagi”. Ke depan nya mau buat aplikasi untuk iOS karena kan kita tidak selamanya ada di instagram.

(Visited 1,237 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *